Tepat 1 Dzulhijjah 1434 Hijrah Nabi/6 Oktober 2013 penulis bersama rekan-rekan mengadakan silaturahim ke Kampoeng Laweyan Surakarta bermaksud untuk mengenal lebih dekat sosok Hadji Samanhoedi perihal sepak terjang perjuangan dan pemikirannya. Didampingi Mas Yanu dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, kami menyisir sudut demi sudut Kampoeng Laweyan diselingi obrolan hangat. Mas Yanu adalah salah seorang tokoh muda Islam di Kampoeng Laweyan yang beberapa kali berkata kepada kami,
“Ini versi sejarah kami yang golongan Islam. Beda lagi kalau versi yang diyakini golongan Nasionalis dan Kejawen.”Tampaknya memang penuturan sejarah harus berpihak disebabkan sejarah dituturkan oleh berbagai pihak yang berbeda perspektif. Tinggal kita memilih untuk berada di pihak mana dan untuk memperjuangkan penuturan sejarah versi siapa. Tentu setiap pilihan akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Azza wa Jalla.
Oleh Mas Yanu kami dikenalkan kepada Bapak Haji Achmad Sulaiman. Beliau adalah tokoh sepuh di kalangan masyarakat Laweyan dan salah seorang tokoh Islam di Kampoeng Laweyan. Yang menjadikan penulis sangat antusias adalah karena beliau di masa remajanya masih menjumpai Hadji Samanhoedi yang di kala itu telah berumur lanjut. Setelahnya Mas Yanu mengajak kami silaturahim menemui Bapak Alpha Febela Priyatmono. Beliau adalah Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dan tokoh muda Islam di Kampoeng Laweyan yang tengah berupaya membangkitkan kembali kejayaan Laweyan berdasarkan Islam sebagaimana dahulu telah dirintis oleh tokoh-tokoh Islam asli Laweyan. Tak perlu diragukan lagi beliau memang memahami dan menghayati kiprah perjuangan dan pemikiran Hadji Samanhoedi, baik sebagai saudagar batik maupun tokoh pejuang Islam.