Salah satu adab seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah menyayangi dan mematuhi perintah keduanya sejauh dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, dan merawat keduanya dengan baik di hari tua kelak. Bukan hanya karena keduanya telah melahirkan, merawat, mendidik, dan mencukupi kebutuhan dirinya sebagai seorang anak. Semua semata karena perintah Allah, semata untuk tunduk patuh dan ibadah kepada Allah.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Surah al-Israa: 23)
Karenanya dalam Arsitektur Islam tidak dikenal tipe fungsi bangunan Panti Jompo. Apa pun alasan si anak. Apa pun dalih yang digunakannya. Selama ia mengaku seorang Muslim, selama ia diberi hidup dan sehat, wajib baginya merawat kedua orang tuanya. Sibuknya pekerjaan, jauhnya jarak, bukanlah alasan bagi anak membiarkan orang tuanya menua berdua atau bahkan seorang diri. Tidak berlebihan memang jika banyak para ulama dan cendikiawan Islam mengatakan, “Kejayaan Peradaban Islam diawali dengan keluarga yang beradab”.
Seorang anak yang telah menikah kebanyakannya memutuskan untuk pindah dari rumah orang tuanya dengan dalih agar mandiri dan belajar membangun hidupnya sendiri. Jasadnya yang jauh dari jasad kedua orang tua, tanpa disadari perlahan akan mempengaruhi rasa sayang dan adab kepada keduanya. Dunia yang menyibukkan menjadikannya hanya memikirkan istri dan anak-anak. Tiada lagi banyak waktu memikirkan apalagi memperhatikan orang tua yang telah jauh dari pandangan matanya. Menjenguk pun karena tradisi hari raya semata. Dan kelak begitu pula anak-anak akan memperlakukannya sebagai orang tua kemudian jadilah lingkaran iblis yang tiada putus dari generasi ke generasi.