Kapitalisme ialah paham berikut dengan sistem yang dikenal sangat lihai dan memiliki kemampuan adaptif yang pejal. Berpuluh tahun lalu Marxisme meramalkan Kapitalisme akan runtuh melalui perlawanan penuh letupan amarah kaum buruh sedunia. Nyatanya hanya tinggal ramalan karena dalam masa-masa kritisnya Kapitalisme mampu melakukan kritik internal untuk dapat bertahan bahkan semakin berkembang dan liar, beringas, melumat segalanya. Ironisnya, banyak yang merasa tengah bergelut sengit mengalahkan kekuatan kapital, pada kenyataannya tanpa disadari malah menjadi bagian darinya, menyokong keberlangsungan hidupnya, memperpanjang nafasnya. Fenomena yang sehari-hari kita tonton dalam atraksi budaya populer.
Dalam artikel yang berjudul “Ruang (Untuk) Ingat Kembali Pulang”, Kapitalisme memposisikan ruang sebagai mesin akumulator keuntungan materi sehingga menghadirkan ruang sebagai pekuburan bagi jasad tak bernyawa tidaklah rasional berdasarkan hitungan ekonomi. Ruang hanya untuk manusia, bukan untuk jasad tak bernyawa; kita sebut saja ini diktum keruangan pertama Kapitalisme. Lebih spesifik lagi manusia yang mampu turut serta memutar roda ekonomi untuk mengkonsumsi, sementara kaum fakir dan miskin hanyalah residu peradaban yang harus dimaklumi keberadaannya dalam gerak pembangunan yang terus bergerak ke depan. Kapitalisme telah dan tengah mereduksi kebutuhan manusia sebatas kepuasan jasadiyah yang tak kenal lelah.
Sebagai sebuah paham sekaligus sistem yang dinamis, meniscayakan Kapitalisme untuk terus bergerak. Hari ini kita disuguhi akrobat para kapital menjadikan ruang pekuburan sebagai mesin akumulator modal. Kalaulah harus ruang pekuburan, sudah dipastikan harus bernilai ekonomi; kita sebut saja ini diktum keruangan kedua Kapitalisme. Mudah saja, Kapitalisme memanfaatkan kebutuhan dan tuntutan akan kemudahan dan kenyamanan serta ikatan emosional dan kenangan terhadap jasad yang dikuburkan. Pengelola (atau mungkin sekaligus pemilik?; entah bagaimana tanggapan para ulama terhadap ruang pekuburan yang dimiliki oleh perseorangan atau suatu badan usaha swasta) menyediakan area pekuburan bagi seluruh umat beragama di atas tanah puluhan hingga raturan hektar karena semakin luas cakupan pasar yang dapat dilayani dan semakin besar daya tampung berarti semakin besar potensi dan semakin cepat akselerasi mendulang keuntungan materi.